Jumat, 21 Juni 2013

Uji Urine



UJI URINE
1.      Tujuan
1.      Mengetahui pH Urine.
2.      Mengetahui zat-zat yang terkandung dalam urin.
3.      Mengetahui adanya kelainan ginjal dari hasil pemeriksaan.

2.      Alat dan Bahan
1.      4 buah tabung reaksi
Keterangan alat :
a.       Gambar alat

Tabung Reaksi
 
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT-q0fZeo4mAIHmuuArbzVGCrcqF5OCkD8R6Ijn-yaWcsaIuSE3

b.      Fungsi :
-          Untuk tempat mereaksikan dua larutan / bahan kimia atau lebih.
-          Sebagai tempat pengembang-biakanan mikroba, misalnya pada pengujian penentuan jumlah bakteri.

c.       Cara penggunaan :
Masukkan zat atau bahan yang ingin direaksikan melalui mulut tabung dengan hati-hati agar tidak ada zat yang tertumpah, lakukan secara perlahan dan tidak serentak agar tidak terjadi gelembung. Dalam hal pemanasan bahan yang ingin direaksikan, penggunaan tabung reaksi biasanya disertai dengan penggunaan penjepit tabung reaksi, hal ini bertujuan untuk memudahkan pemanasan serta menghindari bahaya yang mungkin terjadi.

2.      Penjepit tabung reaksi.
Keterangan alat :
a.       Gambar alat
Penjepit Tabung Reaksi
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBa9gRBh7RiIA2wg5c-XXZsne8FpCD8xWFvFbds72XOoF5ArHXLzq0nnfGrwLscsV3I06IIGrZ3NA4pgGzgSKPAXl5IFUZT1kVtzqFfP1IqeBgpO2GAjW5rDERWLJZmAs9kRnjVQ4pu0zp/s320/clip_image042.jpg

b.      Fungsi :
Menjepit tabung reaksi, biasanya digunakan saat pemanasan.

c.       Cara penggunaan :
Tekan bagian tengah penjepit,dengan begitu kepala penjepit akan terbuka dan siap untuk menjepit tabung reaksi.

3.      Rak tabung reaksi.
Keterangan alat :
a.       Gambar alat
Rak Tabung Reaksi
 
http://st300416.sitekno.com/images/art_65162.jpg


b.      Fungsi :
Menyimpan atau meletakkan tabung reaksi ketika sedang atau tidak digunakan

c.       Cara penggunaan :
-          Untuk tabung reaksi yang sedang digunakan dalam mereaksikan zat, letakkan tabung pada lubang yang terdapat pada rak tabung reaksi.
-          Untuk tabung reaksi yang tidak digunakan, telungkupkan tabung reaksi pada rak tabung reaksi.

4.      Pembakar spiritus.
Keterangan alat :
a.       Gambar alat
Pembakar Spiritus
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPq5eP938kmpc5F12aC8MJG9VZp0PtqMJHOrJeS9Yx2h4wuc9kaaF3KXijaPsSTVyWhhr8uu89OSB4geCHz3fW-7MVlPj67_TukGr7TrtbcjpBM3le-dm07YaPzXc7EmRlKyJr0LA0meHW/s1600/34.+Pembakar+Spiritus.jpg

b.      Fungsi :
Digunakan pada saat pemanasan.

c.       Cara penggunaan :
Nyalakan api pada sumbu yang terdapat pada pembakar spiritus. Apabila proses pemanasan telah selesai dilakukan, maka padamkan nyala api pada pembakar spiritus dengan cara meletakkan kembali tutupnya.

5.      Pipet tetes
a.       Gambar alat
Pipet Tetes
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCzkJAFfOt10Z3g_ZhuZqXcJ4YcKVYAZt2QDrVzBZYIgl8bXSxvAsPD_O-ryXNYQM0uwB2MWmihnhS0B-f2uo6vf7JKCVPb_kjQcjKnE4rlwDQniHJ7byreD9u7xKqfsMSqXfewhnrlQY/s1600/pi.jpg

b.      Fungsi :
Mengambil sejumlah kecil liquid.

c.       Cara penggunaan :
Pijit kepala pipet tetes yang terbuat dari karet kemudian masukan dalam cairan yang akan di pindahkan ,lepaskan pijitan tadi sehingga cairan dapat terhisap masuk.

6.      Indikator universal.
Keterangan alat :
a.       Gambar alat
Indikator Universal
 
http://image.made-in-china.com/2f0j00IBHaReNCALcn/Universal-Indicator-Paper.jpg

b.      Fungsi :
Menentukan pH suatu larutan.

c.       Cara penggunaan :
Celupkan kertas indikator universal tersebut dalam larutan yang hendak di ketahui pH-nya, amati perubahan warna pada kertas tersebut, kemudian cocokkan dengan nilai pH yang terdapat pada standard pH indikator universal.

7.      Urine.
8.      Larutan AgNo3  5%.
9.      Larutan Benedict atau larutan Fehling A & Fehling B
10.  Larutan  CuSO4 1% dan Naoh 10%

3.      Cara Kerja
1. Mengukur pH urine
a.       Masukkan kertas indikator universal ke dalam urine yang akan di uji
b.      Amati perubahan warnanya
c.       Cocokkan warnanya dengan standard pH kemudian catat hasilnya

Keterangan :
Skala pada standard pH
1-6    = Asam
7       = Netral
8-14= Basa

* pH urine normal berkisar antara 4,8 hingga 7,5





2. Menguji adanya kandungan amonia pada urine
a.         Masukkan 1 ml urin ke dalam tabung reaksi
b.         Hidupkan lampu spiritus kemudian panaskan urine yang di uji sekitar 2 menit..
c.         Cium baunya kemudian catat hasilnya
Keterangan :
Ukuran tingkat kepesingan urine
(-)       = bau tidak menyengat
(+)      = bau menyengat
(++)    = bau menyengat sekali
(+++)  = bau sangat menyengat sekali
*Adanya bau menyengat pada urine merupakan hal yang normal, hal ini menandakan bahwa amonia merupakan salah satu komposisi dari urine normal.

3. Uji kandungan glukosa pada urine
a. Masukkan urin sebanyak 2 ml kedalam tabung reaksi
b. Tetesireagen  Benedict atau Fehling A & Fehling B ke dalam urin sebanyak 5 tetes
c. Panaskan selama 2 menit
d. Amati perubahan warna yang terjadi dan catat hasilnya.
Keterangan :
Urine yang mengandung glukosa ditandai dengan berubahnya warna urine menjadi merah bata apabila ditetesi dengan reagen Benedict atau Fehling A & Fehling B. Adanya glukosa pada urine menandakan adanya kelainan ginjal dalam proses reabsorbsi (penyerapan kembali).

4. Uji kandungan protin pada urine.
a. Memasukkan urin sebanyak 2 ml kedalam tabung reaksi
b. Tambahkan 5 tetes reagen Biuret ke dalam tabung reaksi
c. Amati perubahan warna yang terjadi dan catat hasilnya
Keterangan :
Urine yang mengandung protein ditandai dengan berubahnya warna urine menjadi ungu apabila ditetesi dengan reagen Biuret. Adanya protein pada urine menandakan adanya kelainan ginjal dalam proses filtrasi (penyaringan).


5. Mengetahui kandungan Khlor dalam urin
a. Masukkan 2 ml urin ke dalam tabung reaksi
b. Tambahkan 5 tetes AgNO3 5%
c. amati perubahan yang terjadi dan catat hasilnya
Keterangan :
Urine yang mengandung Khlor ditandai dengan berubahnya warna urine menjadi putih susu serta terdapat sedikit endapan putih apabila ditetesi dengan AgNO3 5%. Adanya kandungan Khlor dalam urine adalah hal yang normal, hal ini menandakan bahwa Khlor merupakan salah satu komposisi dari urine normal.




Laporan Praktikum Sacs



PERCOBAAN SACS
I.                   TUJUAN
Membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis terjadi pada tumbuhan yang berklorofil memerlukan cahaya matahari dan menghasilkan amilum.
II.                DASAR TEORI
Fotosintesis adalah salah satu contoh dari proses Anabolisme. Fotosintesis : Peristiwa penyusunan zat organik (gula)  dari zat anorganik (CO2 dan H2O) dengan pertolongan energi cahaya.  Karena bahan baku yang digunakan adalah CO2 (zat karbon) maka fotosintesis dapat pula disebut asimiliasi karbon. Proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau dapat terjadi dengan bantuan:
·         sinar matahari,
·         air,
·         garam mineral yang diserap,
·         karbondioksida dari udara diubah menjadi zat makanan.
Fotosintesis merupakan sintesis yang memerlukan cahaya (fotos = cahaya; sintesis = penyusunan atau membuat bahan kimia). Fotosintesis adalah peristiwa pembentukan karbohidrat dari karbondioksida dan air dengan bantuan energi cahaya matahari. Secara sederhana, reaksi fotosintesis yang melibatkan berbagai enzim dapat dituliskan sebagai berikut:
                                                Sinar Matahari
6CO2 + 6H2O —————————à C6H1206 + 6O2
                                                            Klorofil



Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastida yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun tanaman yang disebut palisade atau jaringan tiang dan sel-sel jaringan bunga karang yang disebut spons.
Kloroplas tersusun atas bagian-bagian sebagai berikut:
a.       Stroma ialah struktur kosong di dalam kloroplas, merupakan tempat glukosa terbentuk dari karbondioksida.
b.      Tilakoid ialah struktur cakram bertumpuktumpuk, yang terbentuk dari pelipatan membran dalam kloroplas, dan berfungsi menangkap energi cahaya dan mengubahnya menjadi energi kimia.
c.       Grana ialah selubung tangkai penghubung tilakoid.
d.      Klorofil merupakan pigmen utama yang terdapat pada tumbuhan yang berfungsi menyerap cahaya radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat mata. Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. Klorofil a mampu menyerap cahaya merah dan biru keunguan. Klorofil a sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis. Sedangkan, klorofil b merupakan klorofil yang mampu menyerap cahaya biru dan  merah kejinggaan. Di dalam kloroplas, selain klorofil juga terdapat pigmen karotenoid, antosianin, dan fikobilin. Jadi, hanya tumbuhan yang dapat melakukan fotosintesis karena mengandung kloroplas pada daunnya. Oleh karena itu, tumbuhan merupakan produsen makanan (karena dapat menghasilkan makanan dengan bantuan cahaya matahari), dan disebut juga organisme autotrof (auto = sendiri; trophic = makanan), yaitu organisme yang dapat membuat makanan sendiri.

            Percobaan yang Berhubungan dengan Fotosintesis
1.            Ingenhousz
Orang pertama yang melakukan penelitian adalah Jan Ingenhousz. Ia memasukkan Hydrilla verticillata dalam bejana yang berisi air. Bejana ditutup dengan corang terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air sampai penuh. Bejana tersebut diletakkan di terik matahari, kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan itu. Gelembung idara tersebut menandakan adanya gas yaitu oksigen. Ingenhousz menyimpulkan bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen.

2.            T.W Engelmann
Ia melakukan percobaan dengan menggunakan alga spirogyra. Hanya kloroplas yang terkena cahaya yang mengeluarkan oksigen. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya bakteri yang berkerumun di bagian kloroplas yang terkana cahaya. Sehingga disimpulkan bahwa:
1.            Fotosintesis dilakukan oleh kloroplas
2.            Kloroplas hanya berfotosintesis jika terkena cahaya.
3.            J.V. Sachs
Ia membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Caranya, daun dibungkus kertas timah dan dibiarkan terkena cahaya matahari sejak pagi hingga sore. Kemudian daun tersebut direbus untuk mematikan sel-selnya. Kemudian daun tersebut dimasukkan dalam alcohol agar klorofilnya larut dan daun menjadi pucat. Kemudian ditetesi dengan iodine, sehingga bagian yang pucat tetap pucat sedangkan yang tidak tertutup berwarna biru kehitaman. Warna tersebut menandakan bahwa di daun terdapat amilum.
4.            Robert Hill
Hill membuktikan bahwa energi cahaya untuk memecah air (fotolisis), disebut reaksi terang yang terjadi di grana.
5.      Blackman
Blacman membuktikan bahwa reduksi karbon dioksida oleh H2 tanpa keterlibatan langsung dari cahaya, disebut reaksi gelap yang terjadi di stroma.




III.           ALAT dan BAHAN
·         aluminium foil
·         klip kertas
·         beaker glass
·         tabung reaksi
·         gunting
·         bunsen
·         kaki tiga
·         alkohol
·         iodium
·         tanaman berdaun dalam pot
IV.            CARA KERJA
1.      Letakkan tumbuhan berdaun di tempat gelap sekitar 2 – 3 hari.
2.      Setelah itu pilihlah sehelai daun yang lebar, tutuplah sebagian permukaan daun dengan aluminium foil. Gunakan klip untuk menjepitnya.
3.      Letakkan pot tersebut di tempat yang terkena cahaya matahari langsung selama sekitar 5 jam.
4.      Petiklah daun yang telah ditutup dengan aluminium foil tersebut dan lakukan pengujian dengan lugol.
5.      Cara melakukan uji amilum / lugol:
1.      Rebuslah daun dalam air mendidih selama beberapa menit hingga layu
2.      Rebuslah daun dalam alkohol panas untuk melarutkan klorofilnya (lihat gambar)
3.      Cucilah daun di bawah air mengalir
4.      Tetesilah daun dengan larutan lugol / iodium dan amatilah perubahan warnanya
 




PENJELASAN :
Proses fotosintesis menghasilkan amilum. Ini bisa diketahui ketika permukaan daun yang terkena cahaya ditetesi larutan iodium warnyanya berubah menjadi biru kehitaman (iodium + amilum ----->biru kehitaman). Bagian daun yang tidak terkena cahaya tidak melakukan fotosintesis, sehingga tidak membentuk amilum. Ketika ditetesi iodium warnyanya pucat.




Lihat gambar berikut ini :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnbAknTDQr-l3N2CRHoSrfrqPZhsj3YKcKszX5N5tdklhr0MaAwOh4vMjmlIYcsQEKAJG-bwpKUZBVZsqQiPpmLBuTocj3rWbd2SDHnAfLcmhJEEtCg3eNd9v3gfwaD_Vx7D7i4rnlxtgI/s800/lugol3.jpg
Kiri: warna biru kehitaman banyak mengandung amilum. Kanan: warna pucat kecoklatan tidak mengandung amilum.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHkyYwyNxMoRmqmUESTyQmvi_s_za2MnC9bAtWzxE0D8RMvvPyloO2JA7wA-MeLkeU0dB_PnBBGzohbiR3Mda9561FV2vNCIWtnTaheQUobM2_jjBjFKOiLIpF9T-wHGp8TZC0qPW1cLEN/s800/lugol4.jpg
Kiri: hanya bagian yang berklorofil yang melangsungkan fotosintesis dan menghasilkan amilum. Kanan: bagian yang tidak berklorofil tidak melangsungkan fotosintesis sehingga tidak terbentuk amilum.




V.                KESIMPULAN
Dalam proses fotosintesis, dihasilkan amilum/ karbohidrat. Daun yang sebagian dibungkus kertas timah dibiarkan terkena cahaya matahari sejak pagi hari dan dipetik di sore hari, daun tersebut kemudian direbus untuk mematikan sel-selnya, selanjutnya daun tersebut dimasukkan ke dalam alkohol agar klorofilnya larut sehingga daun tersebut menjadi pucat. Saat itu daun ditetesi iodin, bagian yang sebelumnya tertutup oleh kertas timah tetap pucat, sedangkan yang tidak tertutup warnanya menjadi biru kehitaman. Warna biru kehitaman menandakan bahwa di daun tersebut terdapat amilum, karena iodin/ lugol adalah indikator suatu zat mengandung amilum atau tidak. Bagian daun yang ditutupi tidak menjadi biru kehitaman sebab pada siang harinya tidak terjadi proses fotosintesis sehingga otomatis bagian tersebut tidak menghasilkan amilum.














PERCOBAAN SACS
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
KELOMPOK 8
Ilham Semaruci
Marliah Hasibuan
Purnama Sari
Khairunnisa
Endah Retnowati

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2013